Saturday, June 30, 2007

Memoirs of a secretary

“Gimana? Apakah kamu suka disini?” tanya Bram seraya menutup ponsel nya.
“Kalau kita menyukai pekerjaan kita, pasti kita senang dan kerasan pak” jawab Tania dengan sedikit berteori dan sedikit ragu pada jawabannya. Tania memang baru 3 minggu bekerja sebagai seorang skertaris dari seorang expat bernama Mr.Dean di perusahaan tambang di bilangan Thamrin, dengan jumlah karyawan tidak sampai 10 orang, karena kebanyakan staf dan karyawannya ada di site.
“Bukan, bukan itu maksud saya. Apakah kamu suka bekerja disini?” tanya Bram lagi dengan mengeryitkan dahi.
“Ya saya pikir saya akan kerasan pak dengan suasana kantor yang tidak terlalu ramai, tapi ternyata sepi juga lama-lama…tapi saya suka kok pak bekerja disini…” Semakin grogi dan canggung.
Akhirnya Bram hanya berlalu tanpa komentar apa-apa lagi….

Keadaan semakin terasa konyol ketika tak lama Mr.Dean datang sambil memberi tahu Tania untuk masuk ke dalam ruangan nya dan membawakan uang sebesar 4juta yang dia suruh ambil dari ATM di bawah.
Sambil menelpon partner bisnis nya Mr. Dean menghitung uang yang di berikan Tania dan menyisihkan 500.000 dan di masukan ke dalam amplop dan menyodorkan nya di meja ke arah Tania sembari tetap berbicara di telepon.
Tania pun bingung, sembari menggerak-gerakan tangan nya dan berkata tanpa suara” No…no….”
“It’s yours….” Mr. Dean berbicara tanpa suara sembari tetap menempelkan hand phone nokia E-93 nya.
Tania pun tetap melakukan hal yang sama kali ini sambil mundur satu langkah, karena dia merasa 500.000 is too much tip for just helping him out to the ATM.
“IT’S YOURS….” Kali ini ada suara yang keluar dari mulut sang Bos….”For the money that I’ve borrowed couple weeks ago…”
Secepat kilat otak Tania pun bekerja mengingat kejadian dua minggu lalu…
“Tania, can you come to my office?” perintah Mr. Dean kepada sekertarisnya Tania sambil berjalan ke dalam ruangan nya dan berbicara di telpon genggam kepada partner bisnis nya yang sedang berada di Kalimantan.
“Right away Pak” sahut Tania.
“Tania, could you do me a fever?”
“Yes, Pak?” Tanya Tania yang baru saja kembali dari makan siang bersama teman-temannya di Solaria samping kantor nya yang berada di bilangan jalan Thamrin, sambil membersihkan remah-remah krupuk di rok hitam mini nya, yang membuat orang pasti berpikiran ketombe berjatuhan dir ok nya…;)
“I need to borrow your petty cash 500.000, just write it down on your petty cash register and I will give it back to you in the end of this month. Because I’m kind of in hurry, I have no time to ATM” seru Mr. Dean sambil memberikan berkas-berkas yang sudah di tanda tangani.
Sebagai seorang sekertaris baru dan belum lulus masa percobaan dia pun menuruti permintaan bos nya itu, sembari memberikan payment voucher untuk di tanda tangani.

Akhirnya untuk menyelamatkan muka dari rasa malu, Tania pun keluar ruangan Mr Dean dan kembali dengan tanda terima.
“No..no Pak…I Mean you have to signed this receipt first before I take the money….” Dengan sukses Tania berkelit…..

Cerita diatas hanya fiktif belaka..apabila ada kesamaan karakter dan kejadian mungkin hanya kebetulan belaka....

2 Comments:

At 7:52 PM, Anonymous Anonymous said...

kagaaaaaaaaaaaaaaaaa....ini kejadian sebenernya, gw tau banget. sempet menyandang juara 1 lucu of the day selama 7 hari berturut2.

 
At 1:32 AM, Anonymous Anonymous said...

Secretary said :....

After all this time...That's all a lie....

 

Post a Comment

<< Home